Jumat, 17 November 2017

MONISME, DUALISME DAN ROH

       I.          Pengertian Monisme dan Dualisme
Monisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa badan dan jiwa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Materialisme, Identitas, dan Idealisme merupakan teori yang menganut Monisme, ketiganya memiliki kesamaan dan perbedaan. Namun, ketiga teori ini sangat menekankan kesamaan dan kesetaraan antara badan dan jiwa.
Dualisme adalah pandangan yang bertentangan dengan Monisme, menurutnya badan dan jiwa merupakan komponen yang terpisah namun saling berhubungan dan mempengaruhi. Plato mengatakan bahwa badan dan jiwa memiliki sifat yang berbeda, badan fana, jiwa abadi. Teori-teori yang menganut pandangan ini adalah Interaksionisme, Okkasionalisme, Paralelisme dan Epifenomenalisme.

     II.          Teori Monisme dan Dualisme
Teori Monisme:
1.     Materialisme, teori ini menyatakan bahwa materi (badan) merupakan inti dari segalanya, jiwa bersumber dari materi.
2.     Identitas, badan dan jiwa merupakan komponen yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda, teori ini mengakui adanya aktivitas mental.
3.     Idealisme, pokok utamanya adalah jiwa mempunyai kedudukan yang utama dalam alam semesta, namun tidak mengingkari adanya materi.
Teori Dualisme:
1.     Interaksionisme, berfokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa, peristiwa mental menyebabkan peristiwa badani dan sebaliknya.
2.     Okkasionalisme, memasukkan dimensi ilahi dalam membicarakan hubungan badan dan jiwa. Perisitiwa mental dan fisik bisa terjadi dengan campur tangan ilahi.
3.     Paralelisme, system kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian kejiwaan ada pada jiwa manusia. Dalam diri manusia ada dua peristiwa yang berjalan seiriingan yaitu peristiwa mental dan fisik, namun tidak menjadi sumber bagi yang lainnya.
4.     Epifenomenalisme, melihat hubungan jiwa dan badan dari fungsi syaraf. Satu-satunya unsur untuk menyelidiki proses kejiwaan adalah syaraf.

   III.          Kritik dan Tanggapan
Dalam meniliik monisme dan dualisme, keduanya merupakan pandangan yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Meski demikian, keduanya tidak saling mengungguli satu dengan yang lainnya. Setiap orang akan memiliki argumennya tersendiri ketika memilih diantara keduanya. Namun tidak berarti bahwa keduanya merupakan pandangan yang sempurna, keduanya terdapat banyak celah dan kelemahannya tersendiri.
Monisme dan Dualisme, yang pada intinya masing-masing aliran memiliki argumen yang rasional. Dari apa yang telah diuraikan, pendapat atau pemikiran masing-masing filsuf dalam setiap aliran sangat dipengaruhi corak kehidupan atau latar belakang hidupnya. Dari kedua aliran yang telah disebutkan seolah terdapat pertentangan yang begitu tajam tentang ”keadaanya”, tetapi ketika direnungkan dan dipahami lebih dalam bahwasanya kedua aliran tersebut sejatinya bersifat komplementer, yang tidak mungkin meniadakan yang satu atas yang lainnya.
Namun jika kami harus memilih, kami akan memiliih Dualisme sebagai dasar kami untuk menilik badan dan jiwa. Badan dan jiwa bagi kami merupakan komponen yang berbeda, ketika jiwa seseorang rusak maka itu akan berpengaruh pada badan seseorang dimana mereka tidak mampu kembali untuk merawat dirinya. Begitu juga ketika badan memiliki masalah, contoh ketika dopamin seseorang berlebihan akan menyebabkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan seperti skizofrenia. Artinya, badan dan jiwa saling mempengaruhi dalam perjalanan seseorang.

  IV.          Apa itu Roh?
Jika sebelumnya kita berfokus pada badan dan jiwa, saat ini kita akan membahas apa itu roh. Ketika pertanyaan ini ditanyakan kepada orang awam, hampir semua mengatakan bahwa roh dan jiwa merupakan hal yang sama. Benarkah demikian? Menurut Wikipedia, roh dapat didefinisikan sebagai berikut.
Roh (Arab: روح‎, ruuh) adalah unsur non-materi yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya kehidupan. Roh adalah pengendali jiwa dan raga, roh bertindak sebagai pikiran jiwa dan raga, jiwa merasakan seolah-olah pikiran itu asli dari diri sendiri, sebenarnya roh itulah yang bersandiwara sebagai pikiran manusia.
Banyak filsuf Yunani yang juga berusaha mencari pengertian roh alih-alih dari badan dan jiwa. Socrates misalnya, mengatakan bahwa sesungguhnya jiwa adalah intasi roh, dan sesungguhnya jiwa manusia adalah jiwa yang kedudukannya tertinggi. Aristoteles berkomentar bahwa jiwa adalah esensi manusia, pemikiran dan keistimewaannya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa roh merupakan jembatan dan inti dari badan dan jiwa. Roh berperan penting dalam kesehatan dan fungis dari kedua komponen tersebut, jika roh seseorang sudah tidak mendiami dalam badan dan jiwa seseorang, maka hilang sudah eksistensi dari dua komponen tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar